Peluang
Teoritik
Dalam kegiatan sehari-hari
kita sering mendengar istilah peluang, antara lain dalam bidang sepak bola dan
dalam pemilihan calon ketua OSIS. Cermati uraian berikut.
Pertandingan
Sepak Bola
Pada suatu pertandingan
sepak bola antara Timnas Indonesia U-19 melawan Malaysia U-19 terjadi saling
serang antara kedua tim. Meskipun begitu, hingga menit 90 belum ada satu pun
gol tercipta, sehingga skor masih 0 - 0. Timnas Indonesia berpeluang
memenangkan pertandingan ketika mendapatkan hadiah tendangan penalti pada saat
menit perpanjangan. Tendangan tersebut diambil oleh Ilham, yang merasa siap
untuk menendang penalti tersebut. Namun ternyata tendangan Ilham tidak
membuahkan gol. Akhirnya skor akhir masih imbang tanpa gol antara Indonesia dan
Malaysia. Setelah pertandingan tersebut banyak pendukung timnas Indonesia antar
lain Made dan Boaz. Berikut percakapan antara Made dengan Boaz yang kecewa
dengan hasil akhir tersebut.
Made : Saya yakin kalau Evan Dimas yang menendang tendangan penalti
tersebut pasti gol. Bagaimana menurutmu Boaz?
Boaz : Iya, saya yakin peluang terjadinya gol besar kalau Evan Dimas
yang menendang. Saya yakin 100% gol.
Made : Wah, bukan 100% aja Boaz, menurut saya malah 200% gol karena
tendangannya hebat, dan Indonesia menang.
Pemilihan Calon
Ketua Osis
Suatu ketika diadakan
pemilihan perwakilan dari kelas 8A Sekolah Semangat 45 untuk menjadi calon
ketua OSIS. Dari kelas 8A ada dua orang yang mencalonkan diri, yaitu Nikma dan
Riko. Ada diskusi dalam kelas tersebut yang mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan mereka berdua yang akan diajukan untuk menjadi calon ketua OSIS.
Udin : Lebih baik Riko saja yang kita ajukan untuk menjadi calon ketua
OSIS. Dia mempunyai banyak teman. Pasti peluang terpilih menjadi ketua OSIS
lebih besar daripada Nikma.
Keke : Tidak. Aku tidak sepakat. Nikma yang berpeluang lebih besar.
Dia itu baik, rajin, dan didukung banyak guru.
Dari dialog dalam Pertandingan
Sepak Bola dan Pemilihan Calon Ketua Osis tersebut, kita menemukan kalimat yang mengandung
kata “peluang”. Dalam kedua dialog di atas, kata
“peluang” digunakan untuk memperkirakan suatu kejadian akan terjadi atau
tidak terjadi. Dari kedua dialog tersebut, meski apa yang dibicarakan antara
Made dengan Boaz, serta Udin dengan Keke masingmasing adalah hal yang sama,
tetapi mereka punya pendapat berbeda tentang peluang. Made dan Boaz
saling mendukung, tetapi nilai peluangnya berbeda. Sedangkan Udin dengan Keke
saling berlawanan dalam membicarakan peluang terpilihnya Riko
dan Nikma untuk menjadi ketua OSIS. Tidak ada kesepakatan dalam
menentukan nilai peluang dalam dialog di atas. Hal tersebut karena
mereka tidak mempunyai acuan yang sama dalam menentukan nilai peluang.
Nilai peluang yang diungkapkan dalam dialog tersebut adalah nilai peluang subjektif (subjective
probability). Oleh karena itu, tiap orang mungkin
sama, mungkin juga berbeda. Pada bab ini kita juga akan
membahas tentang “peluang”. Dalam hal istilah, memang sama-sama peluang,
tetapi peluang yang dimaksud berbeda makna dengan dialog tersebut.
Dalam bahasan ini, kalian akan mempelajari tentang peluang teoretik (theoretical
probability) suatu eksperimen. Peluang teoretik dikenal juga dengan istilah
peluang klasik (classical
probability), dalam beberapa bahasan juga
disebut peluang saja. Jika terdapat suatu soal yang hanya menyebutkan
“peluang”, maka peluang yang dimaksud tersebut adalah peluang teoretik. Peluang
teoretik adalah rasio dari hasil yang dimaksud dengan semua hasil yang
mungkin pada suatu eksperimen tunggal. Dalam suatu eksperimen, himpunan
semua hasil (outcome) yang mungkin disebut ruang sampel (biasanya disimbolkan
dengan S). Selanjutnya setiap hasil (outcome) tunggal yang mungkin pada
ruang sampel disebut titik sampel. Kejadian adalah bagian dari ruang sampel S. Suatu kejadian A dapat terjadi jika memuat titik sampel
pada ruang sampel S. Misalkan n(A) menyatakan banyak titik sampel kejadian
A dan n(S) adalah semua titik sampel
pada ruang sampel S. Peluang teoretik kejadian A, yaitu P(A) dirumuskan:
P(A) = n(A)/n(S)
= banyaknya anggota A/banyaknya anggota B
Batas-batas
nilai peluang kejadian A adalah
Peluang
Kejadian BUKAN kejadian A dapat di peroleh dari peluang kejadian A, dengan
prinsip komplemen. Sebagai berikut :
No comments:
Post a Comment