Friday, November 1, 2019

Makalah Perkembangan Peserta Didik

MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA PADA SETIAP PERIODISASI PERKEMBANGAN MANUSIA DARI PRENATAL SAMPAI LANJUT USIA DENGAN PENEKANAN PADA MASA REMAJA SERTA IMPLIKASINYAPADA PENDIDIKAN  
DOSEN PENGAMPU : FERINALDI, S.Pd,.M.Pd
                                             



DISUSUN OLEH:
 AYU ANGGRAINI/18020411002
ECI NODAR MATA/18020411005
ENDAH ASTAGINI.O/18020411007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN BANGKO
TAHUN AKEDEMIK 2019/2020

DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
PEMBAHASAN                                                
A.  Periodisasi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia.......................... 3
1.    Neonatus (lahir-28 hari)..................................................................... 8
2.    Bayi (1bulan – 1 tahun)...................................................................... 8
3.    Todler (1-3 tahun)............................................................................... 8
4.    Pra sekolah (3-6 tahun)....................................................................... 9
5.    Usia sekolah (6-12 tahun................................................................... 10
6.    Remaja (12-18/20 tahun)................................................................... 10
7.    Dewasa Muda (20-40 tahun)............................................................. 11
8.    Dewasa Menengah (40-65 tahun)..................................................... 12
9.    Dewasa Tua....................................................................................... 12
B.  Implikasi Perkembangan Kepribadian Pada Remaja dalam Pendidikan 13
1.    Faktor intelektual terhadap penyelenggaraan pendidikan................. 14
2.    Faktor fisik terhadap penyelenggaraan pendidikan........................... 15
3.    Faktor Emosional terhadap penyelenggaraan pendidikan................. 15
4.    Faktor social-kultural terhadap penyelenggaraan pendidikan........... 16
5.    Faktor Bakat Khusus terhadap penyelenggaraan pendidikan............ 16
6.    Faktor komunikasi terhadap penyelenggaraan pendidikan............... 17
PENUTUP
A.    KESIMPULAN..................................................................................... 19
B.     DAFTRAR PUSTAKA......................................................................... 20









PEMBAHASAN
    A.    PERIODISASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
1.      Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelum lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
a)      Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
b)      Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
c)      Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
                                              
2.      Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan.Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
a)      Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
b)       Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
c)      Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d)      Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.




3.      Masa Bayi (Babyhood)
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian  neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-neonatal (setelah 27 hari).

4.      Balita
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita  merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua  sampai dengan lima  tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

5.      Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood)
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.

6.       Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).
 Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.



7.       Masa Puber (Puberty)
 Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11, atau 12 sampai umur 15 atau 16.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.
Ada beberapa perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu: 
a)      Perubahan besarnya tubuh.
b)      Perubahan proporsi tubuh.

8.      Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)
 Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21 sampai umur 40. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40 sampai umur 60. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.

9.        Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a.       Masa dewasa madya  merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b.      Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
c.       Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d.      Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

10.    Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

Beberapa pendapat mengenai periodisasi Pertumbuhan dan perkembangan manusia :
1.      MENURUT ELIZABETH B. HURLOCK
a)      Prenatal : Saat konsepsi sampai lahir
b)      Masa Neonatus : lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir
c)      Masa Bayi : Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
d)     Masa kanak-kanak awal : 2 tahun sampai 6 tahun
e)      Masa kanak-kanak akhir : 6 sampai 10/11 tahun
f)       Pubertas : 10/12 sampai 13/14 tahun
g)      Masa Remaja Awal : 13/14 – 17 tahun
h)      Masa Remaja Akhir : 17 – 21 tahun
i)        Masa Dewasa Awal : 21 – 40 Tahun
j)        Masa Setengah Baya : 40 – 60 tahun
k)      Masa Tua : 60  meninggal dunia

2.      MENURUT ORGANISASI KESEHATAN DUNIA
Lanjut usia meliputi:
1)      Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2)      Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
3)      Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
4)      Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
                                                                                        
3.      MENURUT Prof. Dr. Ny. SUMIATI AHMAD MOHAMMAD
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:
a.       tahun = masa bayi
b.      1-6 tahun = masa prasekolah
c.       6-10 tahun = masa sekolah
d.      10-20 tahun = masa pubertas
e.       40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
f.       65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)

4.      MENURUT Dra. Ny. JOS MASDANI (psikolog UI)
Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian :
a)      Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun
b)      Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun
c)      Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun
d)     Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia

5.      MENURUT Prof. Dr. KOESMANTO SETYONEGORO
Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut;
1)      Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.
2)      Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun
3)      Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
4)      70-75 tahun (yaoung old)
5)      75-80 tahun (old)
6)      Lebih dari 80 (very old)
                                                             


6.      MENURUT Ns. Anisah Ardiana, S.Kep
1.      Neonatus (lahir – 28 hari)‏
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan.
Implikasi keperawatan : membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan yang tidak ditemukan.
2.       Bayi (1 bulan – 1 tahun)‏
a.       Bayi usia 1-3 bulan :mengangkat kepala, mengikuti obyek dengan mata, melihat dengan tersenyum, bereaksi terhadap suara atau bunyi, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, menahan barang yang dipegangnya, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
b.      Bayi usia 3-6 bulan : mengangkat kepala sampai 90°, mengangkat dada dengan bertopang tangan, belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya, menaruh benda-benda di mulutnya,berusaha memperluas lapang pandang, tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain, mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
c.       Bayi 6-9 bulan : duduk tanpa dibantu, tengkurap dan berbalik sendiri, merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk, bergembira dengan melempar benda-benda, mengeluarkan kata-kata tanpa arti, mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain, mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan.
d.      Bayi 9-12 bulan : berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dituntun, menirukan suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar menyatakan satu atau dua kata, mengerti perintah sederhana atau larangan, minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan
Implikasi keperawatan : mengontrol lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan perkembangan fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.
3.      Todler (1-3 tahun)‏: peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motoric
a)      Anak usia 12-18 bulan : mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah, menyusun 2 atau 3 kotak, dapat mengatakan 5-10 kata, memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
b)      Anak usia 18-24 bulan : mampu naik turun tangga, menyusun 6 kotak, menunjuk mata dan hidungnya, menyusun dua kata, belajar makan sendiri, menggambar garis di kertas atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil, menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar, memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.
c)      Anak usia 2-3 tahun : anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki, membuat jembatan dengan 3 kotak, mampu menyusun kalimat, mempergunakan kata-kata saya, Bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya, menggambar lingkaran, bermain dengan anak lain, menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya.
Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.
4.      Pra sekolah (3-6 tahun)‏
Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
1)      Anak usia 3-4 tahun: berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan pada jari kaki, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menggambar garis silang, menggambar orang (hanya kepala dan badan)‏, mengenal 2 atau 3 warna, bicara dengan baik, bertanya bagaimana anak dilahirkan, mendengarkan cerita-cerita, bermain dengan anak lain, menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya dan dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
2)      Anak usia 4-5 tahun : mampu melompat dan menari, menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan, dapat menghitung jari-jarinya, mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita, minat kepada kata baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya, membedakan besar dan kecil dan menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
3)      Anak usia 6 tahun: ketangkasan meningkat, melompat tali, bermain sepeda, menguraikan objek-objek dengan gambar, mengetahui kanan dan kiri, memperlihatkan tempertantrum, mungkin menentang dan tidak sopan.
                                
5.      Usia sekolah (6-12 tahun)‏
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
a.       Anak usia 6-7 tahun : membaca seperti mesin, mengulangi tiga angka mengurut ke belakang, membaca waktu untuk seperempat jam, anak wanita bermain dengan wanita, anak laki-laki bermain dengan laki-laki, cemas terhadap kegagalan, kadang malu atau sedih, peningkatan minat pada bidang spiritual.
b.      Anak usia 8-9 tahun: kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat, menggunakan alat-alat seperti palu, peralatan rumah tangga, ketrampilan lebih individual, ingin terlibat dalam segala sesuatu, menyukai kelompok dan mode, mencari teman secara aktif.
c.       Anak usia 10-12 tahun: pertambahan tinggi badan lambat, pertambahan berat badan cepat, perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak, mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri, memasak, menggergaji, mengecat, menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu, membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu, teman sebaya dan orang tua penting, mulai tertarik dengan lawan jenis, sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan.
Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.
6.      Remaja (12-18/20 tahun)‏
1)      Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
2)      Mencoba nilai-nilai yang berlaku
3)      Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
4)      Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
5)      Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
6)      Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
7)      menyesuaikan diri dengan standar kelompok
8)      anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
9)      hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
10)  takut ditolak oleh teman sebaya.

Akhir masa remaja :
a.    mencapai maturitas fisiK
b.    mengejar karir, identitas seksual terbentuk
c.    lebih nyaman dengan diri sendiri
d.   kelompok sebaya kurang begitu penting
e.    emosi lebih terkontrol
f.     membentuk hubungan yang menetap
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan strategi mengatasi konflik.
7.       Dewasa muda (20-40 tahun)‏
1)      Gaya hidup personal berkembang.
2)      Membina hubungan dengan orang lain
3)      ada komitmen dan kompetensi
4)      membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
5)      Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
6)      pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan
8.      Dewasa menengah (40-65 tahun)‏
a)      Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
b)      anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
c)      dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
d)     waktu untuk bersama lebih banyak.
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.

9.      Dewasa tua
a.       Young-old (tua-muda)
 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
b.      Middle-old (tua-menengah)
75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).
c.       Old-old (tua-tua)
85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan.








   B.     IMPLIKASI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA REMAJA DALAM PENDIDIKAN

Kenyataan psikologi yang selalu dipegang oleh Kurt Lewin ialah bahwa pribadi itu selalu ada dalam lingkungannya, pribadi tak dapat dipikirkan lepas dari lingkungannya. Oleh karena itu, implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan pun tidak dapat terlepas dari lingkungan remaja tersebut. Dimulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan masyarakat sangat memberikan andil besar dalam implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan. Jadi, apabila dalam kenyataannya terdapat ketidak selarasan dalam perkembangan kepribadian remaja yang akhirnya menjadi suatu permasalahan lingkungan pun memberikan pengaruhnya pada saat itu.
Conger (dalam Abin, 1975: 11) menegaskan bahwa pemahaman dan pemecahan masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling efektif dan strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para pendidik, khususnya para guru, banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
Diantara usaha-usaha pembinaan yang perlu di perhatikan, sekurang-kurangnya untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang timbul pada masa remaja, dalam rangka kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para pendidik umumnya dan para guru khususnya:
1.      Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran anatomi, fisi-ologi dan pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para guru yang dapat me-nyelenggarakan penjelasannya dengan penuh dignity. Tujuan dari usaha tersebut ada-lah untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotorik remaja.
2.      Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus (aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang bersang-kutan. Terutama pada masa penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi. Upaya tersebut bertujuan untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.
3.      Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah dengan sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyela-raskan system nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap dan tindakan perlakuan layanan yang diberikan dalam pembinaannya. Tujuannya adalah untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan perilaku social, moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan.
4.      Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif dan kepribadian, seyogyanya seorang guru memberikan tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil ke-putusan /tindakan yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja:
1.      Faktor Intelektual Terhadap Penyelengaraan Pendidikan
Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam segi pembelajaran yang penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk kemampuan intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Untuk itu sangat diperlukan kondisi lingkungan yang memungkinkan berkembanganya kemampuan intelektual tersebut.
Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua buah kondisi yaitu keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. 
Peserta didik akan merasa aman secara psikologis apabila:
a)      Pendidik dapat menerima peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia baik dan mampu.
b)      Pendidik mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang lain.
c)      Pendidik memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan melihat dari sudut pandang anak.
Teori Pieget mengenai perkembangan kognitif, sangat erat dan penting hubungannya dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut  menunjukkkan bahwa aktivitas adalah sebagai unsur pokok dalam perkembangan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang minim terhadap perkembangan kognitif, termasuk didalamnya perkembangan intelektual. Model pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolah yang mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi dengan lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar tersebut. Proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik untuk maju ke tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik hendaknya menyadari benar-benar bahwa perkembangan intelektual anak berada di tanganya. Beberapa cara yg dapat dilakukan antara lain :
1.      Menciptakan interksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
2.      Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan akan sangat menunjang perkembangan intelektual anak.
3.      Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup sangat penting untuk mengembangkan pola piker anak.
4.      Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui cetak dan yang lainnya.   

2.      Faktor Fisik Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Perlu diperhatikan waktu istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga supaya fisik Tetap sehat adanya jam olahraga bagi peserta didik di luar jam pelajaran. 
Misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler  kelompok olahraga, bela diri dan sejenisnya.

3.      Faktor Emosional terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
 Perkembangan emosi peserta didik sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor diantaranya perubahan jasmani, perubahan dalam hubungannya dengan orang tua, perubahan dalam hubungannya dengan teman-teman, perubahan pandangan luar (dunia luar) dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu, perbedaan individual dalam perkembangan emosi sangat di mungkinkan terjadi, bahkan di ramalkan pasti dapat terjadi.
Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya di tangani dengan sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan pendidik harus bersikap tenang, bersuasana hati baik dan penuh pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosi dalam menghadapi emosi remaja.
                                   
4.      Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
    
      Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik maupun psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan beberapa problem yang dialaminya pada masa ini, akibatnya mereka
melepaskan diri dari orang tau dan mengarahkan perhatiannya pada lingkuan di luar keluarganya untuk bergabung dengan teman sekebudayaannya, guru dan sebagainya. Lingkunga teman memgang peranan dalam kehidupan remaja.
    
      Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-anak belum menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan sosial anak akan sulit untuk dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut dapat digunakan sebagai titik tolak untuk pengembangan hubungan sosial peserta didik:
1) Sekolah harus merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik.
2)      Saling menghargai merupakan kunci yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah yang timbul dalam hubungan dengan peserta didik yang bertabiat apapun.
3)   Pola pengajaran yang demokratis merupakan alternatif  yang sangat bermanfaat bagi guru.

      5.      Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
           Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu “performance” yang dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pendidikan agar “suatu performance” dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance” atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
untuk menunjang perkembangan bakat umum maupun bakat khusus terlebih supaya mencapai titik optimal dikalangan peserta didik usia sekolah menengah perlu dilakukan langkah  antara lain:
1. Dikembangkan suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakatnya dengan selalu mengusahakan adanya dukungan psikologis maupun fisiologis.
2. Dilakukan usaha menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta kegigihan dalam melakukan usaha dikalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara terpadu.
3. Dikembangkannya program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan formal (sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada pesertadidik yang memiliki bakat khusus menojol.

      6. Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
           Tiga tingkatan kemampuan peserta didik sebagaimana dikemukakan di atas tentunya akan sangat mempengaruhi aktivitas komunikasi dua arah antara  pendidik dengan peserta didik. 
Persoalanya adalah bagaimana untuk menjadi pendidik yang memiliki kemampuan komunikasi  yang baik? Beberapa hal dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantaranya : .
1.  Memberi penjelasan dalam menyampaikan informasi kepada kaitan dengan iptek,hendakya :
a.       Menentukan hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama lainnya.
b.      Memberi penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan  hal-hal yang benar dan Memberi penjelasan secara gamblang dan sederhana sehingga semua peserta didik
c.       Menghindari berbicara dengan bahasa yang muluk, dan mengusahakan berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik.
d.      Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti dan tidak tegas.
e.       Memeriksa kembali penjelasan apakah semua peserta didik telah mengerti terhadap informasi yang disampaikannya.
      2.      Mengajukan pertanyaaan
Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu pertanyaan “tingkat tinggi” dan pertanyaan “tingkat rendah”. Pertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan yang menuntut pemikiran abstrak, sedangkan pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang fakta.
           Hal yang perlu diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya dengan kegiatan ini adalah :
          1)      Mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
          2)      Menempatkan pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan bahan pelajaran.
          3)      Merangsang peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan.
         4)      Merespon pertanyaan dengan baik
     
      




PENUTUP

       A.    Kesimpulan
Perkembangan mempunyai arti suatu proses perubahan individu yang pelaksanaannya teratur berawal dari masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir hayat. Sedangkan pertumbuhan merupakan proses perubahan individu secara fisik. Perkembangan dan pertumbuhan pada diri individu dapat diamati gejala-gejalanya. Dalam perkembangan seorang anak berbagai proses yang saling terkait yaitu proses biologis, kognitif, psikososial. Disetiap tahapan dalam perkembangan memang terlihat sangat spele untuk di tinjau lebih lanjut, namun hal ini sangatlah penting terkait bagaimana suatu tahapan dapat sangat berpengaruh pada setiap karakter, sifat, serta sikap seorang anak kedepannya.
Dan jika menekankan pada Perkembangan kepribadian yang di alami remaja memanglah sangat kompleks. Karena pada masa ini seseorang sedang berusaha untuk mengenal dirinya. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis iden­titas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bu­kan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.
Tujuan penyusun pada makalah ini telah tercapai. Karena pada makalah ini penyusun menjadi mempunyai pengetahuan tentang karakteristik perkembangankehidupan manusia dimulai dari prenatal sampai lanjut usia.kepribadian pada remaja, implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan, dan mengenai potret remaja masa kini.








DAFTAR PUSTAKA
         http://elachem.blogspot.com/2014/04/perkembangan-peserta-didik-remaja-dan.html

No comments:

Post a Comment