1. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
A. Pengertian Model pembelajaran CIRC
Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition disingkat
CIRC adalah salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis, dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan
seni berbahasa.
Fokus utama kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih
efektif. Siswa dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian dikoordinasikan
dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain seperti
pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC
adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari
kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2010:
203).
Berikut ini beberapa pengertian model pembelajaran CIRC dari beberapa
sumber:
1)
Menurut Slavin (2005:200), Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) adalah sebuah program yang komprehensif untuk
mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih
tinggi di sekolah dasar.
2)
Menurut Sutarno, dkk (2010:1), pembelajaran kooperatif
tipe CIRC adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan
suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi
bagian-bagian yang penting.
3)
Menurut Uno dan Muhamad (2011:115), CIRC (Cooperative
Integrated Reading And Composition) merupakan salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis
secara kooperatif (kelompok). Yaitu membaca materi yang diajarkan dari berbagai
sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk tulisan yang dilakukan
secara kooperatif. Model ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk membaca dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca yang telah
dilakukan.
B. Tujuan CIRC
Belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan belajar
mandiri tanpa harus selalu mengandalkan peran guru, karena mereka telah dibagi
dalam kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan yang sama (siswa dipilih
berdasarkan nilai). Dalam pembelajaran model ini guru hanya bertugas untuk
memberikan bantuan pada kelompok bila kelompok tersebut belum dapat
menyelesaikan tugasnya.
Tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai
berikut (Slavin, 2010:202-204):
1.
Membaca Lisan. Meningkatkan kesempatan siswa
untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca,
dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu timnya dan dengan melatih
mereka mengenai bagaimana saling merespon kegiatan membaca siswa.
2.
Kemampuan Memahami Bacaan. Penggunaan
tim-tim kooperatif utuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan
yang dapat diaplikasikan secara luas.
3.
Menulis dan Seni Berbahasa.
Pengembangan CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk
merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada
pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran
teman satu kelas.
C. Unsur-unsur Model Pembelajaran CIRC
Unsur-unsur
pada model pembelajaran CIRC antara lain dijelaskan sebagai berikut (Slavin,
2008:204-212):
a)
Kelompok membaca. Pembentukan kelompok membaca dalam
pembelajaran CIRC yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari dua
atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca siswa. Siswa yang
kemampuannya heterogen kemudian dibentuk menjadi kelompok.
b)
Tim. Para siswa dibagi ke dalam
pasangan dalam kelompok membaca. pasangan-pasangan dalam kelompok tersebut
dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok
membaca.
c)
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Para siswa
menggunakan bahan bacaan. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok
membaca yang diarahkan guru. Diskusi mengenai cerita disusun untuk menekankan
kemampuan-kemampuan tertentu seperti membuat dan mendukung prediksi dan
mengidentifikasikan masalah dalam bentuk narasi.
d)
Pemeriksaan oleh pasangan. Siswa yang
telah menyelesaikan semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir
tugas siswa yang mengidentifikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan atau
memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut.
e)
Tes. Pada akhir pembelajaran siswa
diberikan tes pemahaman terhadap cerita, dimintai untuk menuliskan
kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosa kata, dan diminta untuk membacakan
daftar kata-kata dengan keras kepada guru. Pada tes ini siswa tidak
diperbolehkan saling membantu.
f)
Pengajaran langsung dalam memahami bacaan. Pertemuan
pembelajaran setiap minggunya para siswa menerima pengajaran langsung dalam
kemampuan khusus memahami bacaan. Pengajaran tersebut seperti
mengidentifikasikan gagasan utama, memahami hubungan sederhana, dan membuat
kesimpulan.
g)
Seni berbahasa dan menulis terintegrasi. Selama
periode seni berbahasa, guru menggunakan kurikulum seni berbahasa dan menulis
yang dikembangkan khusus untuk CIRC.
Sedangkan menurut Mohammad Nur
(2011:13), unsur-unsur kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut:
1)
Penghargaan kepada tim berupa pemberian sertifikat
yang didasarkan pada kinerja kelompok.
2)
Pemberian kesempatan yang sama untuk berhasil pada
setiap tim, yaitu dengan siswa bekerja pada bahan yang sesuai dengan tingkat
membaca mereka.
3)
Tanggung jawab individual dengan cara memberikan ide
atau usahanya yang nantinya akan masuk pada skor kuis dan karya tulis akhir
mandiri.
D.
Komponen Model Pembelajaran CIRC
Menurut Slavin (2010:205-212), terdapat delapan
komponen dalam model pembelajaran CIRC, yaitu sebagai berikut:
a)
Teams, yaitu pembentukan kelompok yang
heterogen (campuran) dan terdiri atas 4-5 siswa.
b)
Placement test, misalnya didapat dari nilai
rata-rata ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan dari nilai rapor agar guru
dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c)
Student creative, yaitu melaksanakan tugas dalam
sebuah kelompok dengan menciptakan kondisi dimana keberhasilan setiap individu ditentukan
atau dipengaruhi oleh keberhasilan dari kelompoknya.
d)
Team study, merupakan tahapan tindakan belajar
yang harus dilaksanakan oleh kelompok. Guru hanya bertugas memberikan bantuan
kepada kelompok yang membutuhkannya.
e)
Team scorer and team recognition, adalah
pemberian skor terhadap hasil kerja dalam kelompok dan memberikan penghargaan
atau reward terhadap kelompok yang berhasil secara unggul dan kelompok yang
dipandang belum cukup berhasil dalam menyelesaikan tugas kelompok.
f)
Teaching group, yaitu guru harus memberikan materi
secara singkat dan jelas menjelang pemberian tugas kelompok.
g)
Facts test, merupakan pelaksanaan tes atau
ulangan berdasarkan fakta (materi) yang telah diperoleh siswa.
h)
Whole-class units, merupakan pemberian rangkuman
materi oleh guru setelah pembelajaran telah mencapai akhir dengan strategi
pemecahan masalah.
E.
Tahapan dan Langkah-langkah Model Pembelajaran
CIRC
Terdapat lima tahapan dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran CIRC, yaitu sebagai berikut:
1)
Orientasi. Pada fase ini, guru melakukan
apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan.
Kegiatan ini juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada
siswa.
2)
Organisasi. Guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan
bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada siswa. Menjelaskan
mekanisme diskusi kelompok dan juga tugas yang harus diselesaikan selama proses
pembelajaran berlangsung.
3)
Pengenalan konsep. Mengenalkan tentang suatu konsep
baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa
didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster atau media
lainnya.
4)
Publikasi. Siswa mengkomunikasikan hasil
temuan-temuannya. Membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas baik
dalam kelompok atau di depan kelas.
5)
Penguatan dan refleksi. Pada fase
ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui
penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Langkah selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan
dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.
Menurut Steven dan Slavin, langkah-langkah yang dilakukan untuk menggunakan
model pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut (Huda, 2013:222):
1.
Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 siswa.
2.
Guru memberikan wacana sesuai dengan topik
pembelajaran.
3.
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas.
4.
Siswa mempresentasikan/membacakan hasil diskusi
kelompok.
5.
Guru memberikan penguatan (reinforcement).
6.
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.
F.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
Kelebihan dalam penggunakan model pembelajaran CIRC
antara lain sebagai berikut:
1.
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
sangat tepat untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan
soal cerita.
2.
Dominasi guru dalam proses pembelajaran
berkurang.
3.
Pelaksanaan program sederhana sehingga mudah
diterapkan.
4.
Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti,
karena belajar dalam kelompok.
5.
Para peserta didik dapat memahami makna soal dan
saling mengecek pekerjaannya.
6.
Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan
soal cerita.
7.
Peserta didik yang lemah dapat terbantu dalam
menyelesaikan masalahnya.
Sedangkan kekurangan yang ditemukan dalam penggunaan
model pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut:
1)
Metode ini kurang tepat jika diterapkan pada peserta
didik yang kurang bisa membaca akan kesulitan.
2)
Jika diterapkan terlalu sering peserta didik akan
merasa bosan.
3)
Peserta didik merasa jenuh dan lelah jika diminta
untuk membaca terlalu banyak.
No comments:
Post a Comment